Gus Muwafiq, Madiun, dan Listrik Mati

Lailatul Ijtima’ adalah tradisi yang terkenal di kalangan jam’iyah NU. Kegiatan Lailatul Ijtima’ merupakan sebuah pertemuan di waktu malam yang biasanya diselenggarakan setiap satu bulan sekali dan dilakukan setelah Sholat Isya. “Lailatul ijtima” adalah malam perkumpulan warga nahdiyin untuk menbahas perkara agama dan juga perkara dunia.” Kata Gus Muwafiq saat mengisi acara lailatul Ijtima’ MWC NU Kecamatan Madiun.

Selanjutnya Gus Muwafiq menekankan kebersamaan karena sejatinya manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendirian. Satu proses manusia membutuhkan banyak dukungan dari orang lain. Beliau mencontohkan bahwa sesuap nasi yang kita makan ada jasa banyak orang di dalamnya. 

“Lo mangan iku urusane bareng-bareng, sampean loo sing nandur beras yo sopo? Sing nggawe selep yo sopo? Sing nggawe ricecooker iku sopo? Sing nggawe kompor? Iku melibatkan banyak orang. Ngko arep mangan dibumboni sing nggawe kunir sopo? Nandur lombok sopo? Iku semesta lo dadi upo siji kancane sak ndunyo niku” kata Gus Muwafiq dalam ceramahnya.

Gus Muwafiq juga nenjelaskan bahwa agama Islam diturunkan Allah agar manusia bisa hidup saling berdampingan dalam segala hal dengan baik. Beliau juga menekankan pentingnya amal baik untuk menghadap Allah SWT sebelum meninggal sekecil apapun itu. “Agomo iku diturunke gusti Allah supoyo menungso iso urip bareng” dan juga “Raketeang saitik kudu enek amal apik sing kenek di gowo sangu mati supo nek ditakoni munkar nakir ora bingung.” Kata Gus Muwafiq kepada para jamaah yang hadir.

Hittah dasar nahdlatul ulama’ adalah harakah diniyah gerakan keagamaan. Beliau juga mengajarkan bahwa supaya kita bisa selamat dunia dan akhirat harus berpegang pada ajaran agama dengan taat. “Agama niku diturunkan gusti Allah supaya menungso selamet. Selamet soko pundi ? Selamet soko ndunyo menuju marang akhirat” imbuh Gus Muwafiq

Gus Muwafiq juga menjelaskan bahwa hidup di dunia ini hanya sementara ibarat hanya mampir minum saja.  Beliau juga menjelaskan bahwa semua manusia pasti akan merasakan kematian. Ada kalanya mati dengan husnul khatimah, inilah keadaan yang di idam-idamkan. Dan ada juga mati jalur vvip yaitu mati yang sudah diundang jiwanya bertemu Allah. Hal ini berdasar pada ayat “ya ayyatuhan nafsu al mutmainnah, irji’i ilaa rabbiki radliyatan mardliyah”

“Hee jiwa jiwa yang tenang, sementara awake dewe iki ngrasakno tenang i angelee ra umum makane ora diundang-undang (red: diwafatkan), nduwe duwet ora tenang ora nduwe duwet yo ora tenang, ra nduwe utang yo ra tenang, nduwe utang yo ora tenang, nduwe bojo keayunen yo ora tenang nduwe bojo ganteng yo orang tenang ngaji kewengen yo ora tenang” kata Gus Muwafiq saat menjelaskan alasan kita masih belum dipanggil menghadap Allah yang disusul suara tawa dari para jemaah.

Pengajian Gus Muwafiq dalam malam Lailatul Ijtima’ yang dihadiri oleh ratusan masyarakat tersebut sebelumnya sempat terjadi lampu padam ditengah-tengah ceramah yang disambut sorak sorai dari jemaah khususnya ibu ibu fatayat dan muslimat. Namun, tak berselang lama masalah padamya lampu itu dapat di atasi dan pengajian dapat dilanjutkan dengan normal kembali.

Penulis : Nur Aulia’ul Ula
https://ouo.io/F328r1

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started